Test Footer 2

الاثنين، 17 ديسمبر 2012

STUDI NAHWU MADZHAB MESIR



STUDI NAHWU MADZHAB MESIR

Perhatian dunia Arab pada bidang bahasa sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu pokok dalam Islam. Seperti : al-Qur`an, Hadist, Fiqh, Faroid, Muamalat; sehingga para ahli bahasa biasanya juga terdiri dari para Qurro' al-Qur`an, muhaddist dan Faqih seperti Abdurrohman ibnu harmaz, Isa ibnu Umar, Abi Amru ibnu 'Ala`, Kasai. Bahkan pencetus pertama dalam penulisan tata bahasa Arab yaitu Abi al-aswad addualiy yang sangat terpengaruh oleh Sibawaih itu juga memulai belajarnya dengan mempelajari dari Hadist, Fiqh dari tangan Chamad ibnu salmah, ketika itu berbicara tentang kesalahan dalam penulisan Hadist yang akhirnya pindah belajar kepada ilmu Nahwu.
Mesir termasuk daerah yang ramai dan menjadi salah satu pusat ilmu bahasa setelah Irak. Jarak Irak yang lebih dekat kepada jazirah Arab Makkah dan Madinah menjadikannya lebih unggul daripada Mesir. Namun begitu, Mesir ternyata lebih dulu daripada daerah Magrib dan Cordova.

Benturan dua bahasa antara Arab dan Qibti

Sebelum Islam masuk ke Mesir maka telah ada bahasa Qibti. Sehingga dalam perjalanannya, bahasa Arab di Mesir cukup mengalami benturan dengan penganut Kristen Koptic yang merupakan pemakai mayoritas bahasa Qibti. Setelah terjadi Fath L-Islam di Mesir, bahasa Arab diperjuangkan agar bisa menjadi bahasa identitas kaum muslim di sana.
Benturan dua bahasa ini sangat berpengaruh pada bahasa-bahasa keseharian di sana. Meskipun akhirnya bahasa Arab lebih unggul dalam pemakaian resmi dan dijadikan bahasa negara daripada bahasa asli setempat yaitu Qibti, tapi dalam banyak hal di masyarakat masih banyak ditemukan pengaruh-pengaruh bahasa Qibti yang sangat tidak sama dengan kaidah yang dipakai oleh bahasa Arab. Sehingga kadang disebut dengan istilah Arab Mesir.

Pelajaran Keislaman di Mesir
Semenjak terjadi Fath L-Islam di Mesir maka muncul berkembang pesat pengajaran-pengajaran keislaman. Pengajian Qur`an dan tafsir serta Qiro`atnya menjamur di mana-mana. Begitu juga Hadist, Fiqh dan ilmu-ilmu agama yang lainnya. Para sahabat rosulullah saw yang ke Mesir menjadi sentral pengajaran-pengajaran keislaman. Di bidang Qiroat Qur`an ada sahabat Abdurrahman bin Umar yang merupakan Qori` resmi pertama di Mesir. Kemudian sahabat Uqbah ibn Charist al-Fahri. Untuk Hadist Nabawi telah diutus sahabat rosulullah saw yang sangat terkenal yaitu Abu hurairoh ra. Dan diikuti oleh para sahabat yang lain seperti Abdullah bin Umar bin Khottob, Abdullah bin Abbas, Jabir bin abdullah, Abdullah bin amru bin Ash, Abu dzar al-Ghifari, Saad bin abi waqosh, dll.
Sekitar abad kedua hijriyah, muncul generasi baru dari orang Mesir sendiri. Sehingga nampak dalam bidang Qiroat Qur`an ada Utsman bin said al-Qibti dan dikenal dengan warosh. Dia adalah Qori` pertama dari orang Mesir dan telah berguru pada Nafi' bin Abdurrohman muqri` ahli Madinah yang telah terkenal menjadi salah satu rujukan Quro` yang tujuh itu.
Setelah lahir generasi baru dari orang Mesir sendiri dan terus berkembang hingga abad ketiga hijriyah. Hingga akhirnya mulailah masa penulisan pada bidang-bidang keislaman, seperti ; Qiroat Qur`an, tafsir yang ditulis oleh ulama Mesir Abu ja'far An-nahas. Tulisannya berkisar: I'rob Qur`an, maani al-Qur`an, nasikh wa mansukh, waqof wa ibtida`.
Untuk Hadist Nabawi ada kitab Al-jami' fi al Chadist yang ditulis oleh Abdullah bin wahab seorang Qibti dan menulis juga pada bidang Qiroat dan tafsir.
Dan dalam bidang Fiqh maka terdapat seorang fakih pertama Mesir yang terkenal dengan ijtihadnya yaitu Yazid bin Abi Chabib yang merupakan mufti pertama Mesir. Kemudian bermunculan setelah itu para fakih yang lain dan berkembang sistem pengajaran Fiqh dengan empat madzhab yang terkenal, seperti al-Laits bin said.

Pengajaran Bahasa
Perhatian pada bidang bahasa di Mesir terbilang terlambat dari Irak. Namun, lebih maju dari yang lain seperti daerah Syam, Maghrib dan Andalus. Bisa dibilang, orang-orang Mesir mulai menggeluti bahasa secara serius setelah di Irak telah sangat maju. Kota-kota seperti Basroh, Kufah dan Baghdad telah menjadi pusat bahasa dan ilmu.
Kebanyakan orang-orang Mesir setelah fath l-Islam lebih berkonsentrasi dalam mempelajari ilmu-ilmu pokok keislaman dibanding bahasa. Mereka lebih mencukupkan untuk mengikuti perdebatan dan hasil-hasil penelitian tentang bahasa yang terjadi di Irak. Orang Mesir yang terkenal pertama kali membawa ilmu nahwu adalah Walid bin Muhammad Attamimi. Dia telah pergi ke Basroh dan menjadi murid Mahlabi, Kholil bin Ahmad dan para guru yang lain. Kemudian dia membawa buku-buku nahwu dan bahasa ke Mesir. Setelah itu langkah beliau diikuti oleh ulama Mesir yang lain seperti; Abu Ali Ahmad bin ja'far ad-dainuri yang telah mengambil dari al-mazini kitabnya Sibawaih dan membacanya di pusat-pusat belajar Baghdad dan mengajarkannya di Mesir.
Transfer ilmu bahasa Jalur Irak ke Mesir terus berlanjut dan diikuti oleh generasi-generasi seterusnya. Dan akhirnya orang Mesir yang telah menulis dalam bidang bahasa adalah Ibnu Walad (al-intishor li Sibaweh minalburrod), (kitab al-maqsur wa al-mamdud), Abu ja'far Annahas (kitab al-muqni' fi ikhtilaf al-bashriyiin wa kufiyiin, (kitab Tufahah), (kitab al-kafi).

Tobaqoh Ulama Nahwu Mesir
Dalam kitab "tobaqot an-nahwiyyin al-Misriyyin" karya Abu bakar az-zubaidi ada bab khusus tentang tobaqot ulama nahwu Mesir. Berikut adalah beberapa petikannya ;

Tobaqoh pertama
1.Wilad at-Tamimi al-Mashodiri atau nama aslinya Walid bin Muhammad at-Tamimi al-Mashodiri. Berasal dari Basroh kemudian menetap di Mesir dan meninggal di bulan Rojab tahun 263H.
2. Mahmud ibnu Hasan. Nama aslinya Abu Abdillah Mahmud bin Hasan. Seorang ahli nahwu Mesir dan meninggal pada bulan Rojab tahun 272H.
3. Abu Hasan al-A'izzu. Belajar pada Ali bin Hamzah al-Kasa`I dan akhirnya menjadi ahli nahwu yang banyak dijadikan rujukan bagi orang-orang Andalus yang belajar padanya pada tahun 227H.


Tobaqoh kedua
1. Abu Ali Ahmad bin Ja'far, berasal dari Dainuri sehingga sering menjadi nama panggilannya. Beliau belajar nahwu di Basroh kepada al-Mazani dan mempelajari kitabnya Sibaweh di Baghdad dengan Abi Abbas kemudian kembali ke Mesir setelah menikahi putri gurunya
2. Ibnu Mazro' , nama lengkapnya adalah Abu Abdillah dan Abu bakar Yamut bin Mazro' bin Musa bin Sayyar al'abqoai. Berasal dari Basroh dan belajar di Baghdad dengan beberapa ulama, seperti; Mazani, Abi Khatim as-Sajistani, Riyasyi, Abdurrahman ibnu akhi Ashmu'i, Rofi' bin salamah, Amru bin bahr al-Jahith (pamannya). Ibnu Mazro' meninggal di thobariyah tahun 304H. pendapat lain mengatakan dia meninggal di Damsiq.
3. Abu husain muhammad bin walid bin wulad at-tamimi. Berasal dari Basroh kemudian bersama ayahnya pindah ke Mesir. Beliau belajar nahwu dengan para ulama Mesir, seperti ; Abi Ali addainuri, Mahmud bin hasan dan ulama lainnya. Setelah itu Abu Husain pergi ke Irak dan bermukim di sana selama delapan tahun untuk memperdalam ilmu nahwu. Kitabnya yang terkenal dalam ilmu nahwu al-munmiq. Beliau wafat tahun 298H dalam usia kelima puluh.

Tobaqoh ketiga
1. Abu hasan Ali bin hasan al-hana`I al-uzdi. Berasal dari Oman dan pindah ke Mesir bersama keluarganya. Beliau belajar dari para ulama di Baghdad baik dari kubu Basroh maupun Kuffah. Tapi, beliau lebih cenderung kepada pendapat Basroh meskipun dalam karya-karyanya beliau berusaha untuk memaparkan kedua-duanya dengan adil. Sehingga beliau sering diberi julukan Kuro' An-Naml. Adapun beberapa tulisan-tulisan pentingnya dalam bahasa adalah: al-mundid fi al-lughoh, al-mujarod fi lughoh wa mukhtasoruhu, almujhid fi-llughoh wa mukhtasoruhu, amtsilah ghorib al-lughoh, mushaf al-munadhom. Beliau wafat di Mesir pada tahun 310H.
2. Abu Abbas Ahmad bin Muhammad bin Walid bin Muhammad at-tamimi. Belajar dengan ulama nahwu di Baghdad seperti Aba Ishaq bin Sirri az-zujaj dan yang lainnya. Abu Abbas Ahmad terkenal sangat bagus menurut Abu bakar Azzubaidi dalam kiasnya ketika berbicara tentang I'lal pada huruf wawu. Beliau wafat di Mesir pada tahun 332H.

3. Abu Qosim Abdullah bin Muhamad bin Walid bin Muhamad Attamimi

4. Abu ja'far ahmad bin Muhamad bin Ismail bin Yunus. Terkenal dengan nama Abu ja'far Annahas.

5. Abu Nasr Muhamad bin Ishaq bin asbath Alkindy.

6. Ali bin Hasan bin Muhamad bin Yahya terkenal dengan nama Allan.

Tobaqoh keempat;

1. Abu Bakar Muhamad bin Ali bin Muhamad al-Idfawi, dari salah satu perkampungan di Mesir yaitu; Idfo.

2. Abu Hasan Ali bin Ibrahim bin Said bin Yusuf alkhoufi dinisbatkan pada khof bilbis dari propinsi Syarqiyah dan nama desanya sering disebut dengan Syubro Nahlah.

3. Abu Hasan Thohir bin Ahmad bin Babsyadz (dari kata Persi yang bermakna senang dan bahagia) bin Dawud bin Sulaiman bin Ibrahim. Menurut riwayat beliau berasal dari Dailim dan dulu kakek dan ayahnya adalah seorang pedagang yang datang ke Mesir.

4. Abu Abdullah Muhamad bin Barokat bin Hilal bin AbdulWahid Assaidi.

Tobaqoh Kelima [Zaman Ayubiyah] ;

1. Tajuddin Abu Fathi Ustman bin Isa bin Mansur bin Muhamad alBulthi berasal dari Musol.

2. Abu Abdulghoni Taqiyuddin Sulaiman bin Banin bin Kholaf Addaqiqi.

3. Abu Husain Zainuddin Yahya bin Abdulmu'thi bin Abdunnur Azzawawi..

4. Abulhusain Ali bin Abdussomad bin Muhamad bin Mufarroj dan dikenal dengan Ibnurrimah.

5. Abulhasan Ilmuddin Ali bin Muhamad bin Abdussomad bin Abdul Ahad bin Abdulgholib Alhamadani Assakhowi.

6. Abu Amru Jamaluddin Utsman bin Umar bin Bakar bin Yunus Addarini.

Thobaqoh Keenam; Masa Mamalik :

1. Abu Abdillah Bahauddin Muhamad bin Ibrahim bin Muhamad bin Abi Nasr ibnunnahas.

2. Asiruddin Muhamad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf bin Hayyan.

3. Abu Ali Badruddin Hasan bin Qosim bin Abdillah bin Ali Almurodi dikenal dengan Ibnu Ummu Qosim yaitu dinisbatkan pada neneknya dari ibu bapaknya yang bernama Zakhro'.

4. Abu Muhamad Jamaluddin Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Hisam Al-Ansori.

5. Bahauddin Abdullah bin Abdirrohman bin Abdullah bin Muhamad bin Muhamad bin Aqil. Berasal dari Hamadan.

6. Syamsuddin Muhamad bin Abdurrohman bin Ali bin Abilhusain Azzamrudi dan dikenal dengan Ibnusshoigh.
7. Muhibbuddin Muhamad bin Yusuf bin Ahmad bin Abdiddayim.
Thobaqoh Ketujuh
1. Izzuddin Muhamad bin Abi Bakar bin Abdil Aziz bin Muhamad bin Ibrahim bin Saadillah ibnu Jamaah dan berasal dari Khamah.
2. Badruddin Muhamad bin Abi Bakar bin Umar bin Abi Bakar bin Muhamad bin Sulaiman bin Ja'far Addamamini.
3. Abu Abbas Taqiyuddin Ahmad bin Muhamad bin Muhamad bin Hasan bin Ali bin Yahya Ibnu Muhamad bin Kholfullah bin Kholifah Assyumna.
4. Abu Abdullah Muhyiddin Muhamad bin Sulaiman bin Saad bin Mas'ud Arrumi Albar'ami dan dikenal dengan AlKafiji.

Thobaqoh Kedelapan;
1. Zainuddin kholid bin Abdullah.
2. Abu Fadl Jalaluddin Abdurrohman bin Abi Bakar bin Muhamad bin Sabiq bin Utsman bin Muhamad bin Khidir bin Ayyub bin Muhamad bin Hamam dan dikenal dengan nama panggilan Assuyuthi karena berasal dari daerah Assyuth yaitu salah satu propinsi di Mesir.

3. Abu Hasan Nuruddin Ali bin Muhamad bin Isa bin Yusuf bin Muhamad Al-Asymuni.

4. Syihabuddin Ahmad Ashibagh.
Thobaqoh Kesembilan; masa Utsmani :
1. Abu Bakar Syihabuddin Ismail bin Umar bin Ali.
2. Abdullah bin Abdurrohman bin Ali.
3. Yasin bin Zainuddin bin Abi Bakar bin Alam.
4. Yusuf bin Salim bin Ahmad Alkhafani (Khafana adalah daerah Mesir Utara).
5. Abu Irfan Muhamad bin Shobban.

Thobaqoh Kesepuluh; periode sekarang :
1. Muhamad bin Ahmad 'Arfah Addasuqi. Lahir di desa Dasuq dari propinsi Kafur Syekh, Mesir. Merantau ke Kairo sejak kecil.
2. Hasan bin Muhamad bin Mahmud Al-Attor. Berasal dari Maroko.
3. Hasan bin Ali Qowaidir Alkholili.
4. Muhamad bin Musthofa bin Hasan Alkhudhori.
5. Abdulhadi Naja Al-Ibari

0 التعليقات:

إرسال تعليق